Sumber Gambar: http://belutkadut.wordpress.com/
Kali ini Peluang Bisnis Syariah akan menyajikan informasi mengenai budidaya belut, belut (eel) termasuk ikan air tawar bernilai berprotein tinggi dengan kandungan gizi yang lengkap, dan peluang usahanya cukup menjanjikan karena harganya cukup tiggi dibanding dengan ikan air tawar lainnya. Adapun manfaat belut antara lain sebagai penambah darah, pengobatan penyakit liver, sebagai afrodisiak
sehingga diyakini dapat meningkatkan gairah seksual, serta sangat bagus
dikonsumsi anak anak karena dapat memperkuat tulang juga meningkatkan kecerdasan otak anak. Minyak belut juga dapat digunakan untuk menghaluskan kulit. Berikut adalah beberapa artikel tentang teknik budidaya belut dan analisa usaha dan manfaat yang kami sadur dari berbagai sumber.
1. SEJARAH SINGKAT
Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor.
2. SENTRA PERIKANAN
Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong, Perancis dan Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada di daerah Yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru merupakan tempat penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan.
3. JENIS
Klasifikasi belut adalah sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Synbranchoidae
Famili : Synbranchidae
Genus : Synbranchus
Species : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa); Monopterus albus Zuieuw (belut sawah);
Macrotema caligans Cant (belut kali/laut)
Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut. Namun demikian jenis belut yang sering dijumpai adalah jenis belut sawah.
4. MANFAAT
Manfaat dari budidaya belut adalah:
1) Sebagai penyediaan sumber protein hewani.
2) Sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
3) Sebagai obat penambah darah.
5. PERSYARATAN LOKASI
1) Secara klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik.
Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat berada di dataran rendah sampai dataran tinggi.
Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik.
2) Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar
bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun.
3) Suhu udara/temperatur optimal untukpertumbuhan belut yaitu berkisar antara 25-31 derajat C.
4) Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya akan oksigen terutama untuk
bibit/benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut
dewasa tidak memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Perlu diketahui bahwa jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakan antara lain:
kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1-2 cm),
kolam belut remaja (untuk belut ukuran 3-5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi
(terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk
pemeliharaan belut ukuran 5-8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm dan untuk pemeliharan
belut dengan ukuran 15-20 cm sampai menjadi ukuran 30-40 cm.
2) Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran,
kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri.
3) Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm)
daya tampungnya 500 ekor/m2. Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya
250 ekor/m2. Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampung
nya 100 ekor/m2. Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya
50 ekor/m2, hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 3-50 cm.
4) Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dan dasar bak tidak perlu
diplester.
5) Peralatan lainnya berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada, alat penangkapan yang
diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatan lainnya.
6) Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan
jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong untuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal
10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun
dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organik
selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), berulah air dialirkan kedalam kolam secara
perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik + air). Dengan demikian media dasar kolam
sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah.
Setelah itu belut-belut diluncurkan ke dalam kolam.
6.2. Penyiapan Bibit
1) Menyiapkan Bibit
a. Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Di pelihara
selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan.
b. Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibit diperoleh dari sarang-sarang
bibit yang ada di alam.
c. Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yang
dipijahkan adalah belut betina berukuran ± 30 cm dan belut jantan berukuran ± 40 cm.
d. Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor
betina untuk kolam seluas 1 m2. Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari baru telur-telur
ikan belut menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut berkisar
1,5–2,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan
calon benih/calon bibit. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempat
kan di kolam pendederan calon bibit selama ± 1 (satu) bulan sampai anak belut tersebut ber
ukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk
konsumsi selama dua bulan atau empat bulan.
2) Perlakuan dan Perawatan Bibit
Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan.
Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang.
Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir.
6.3. Pemeliharaan Pembesaran
1) Pemupukan
Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk
kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama.
2) Pemberian Pakan
Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar (belatung) yang
diberikan setiap 10 hari sekali.
3) Pemberian Vaksinasi
4) Pemeliharaan Kolam dan Tambak
Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan
dari luar dan dalam kolam tidak beracun.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut.
2) Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-
berang, ular, katak, burung, serangga, musang air dan ikan gabus.
3) Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan
kucing. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.
7.2. Penyakit
Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah
seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
8. PANEN
Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :
1) Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.
2) Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya
sesuai dengan permintaan pasar/konsumen).
Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain:
bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam
sehingga belut tinggal diambil saja.
9. PASCAPANEN
Pada pemeliharaan belut secara komersial dan dalam jumlah yang besar, penanganan pasca panen
perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini agar belut dapat diterima oleh konsumen dalam
kualitas yang baik, sehingga mempunyai jaringan pemasaran yang luas.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
10.1.Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya belut selama 3 bulan di daerah Jawa Barat pada tahun 1999 adalah
sebagai berikut:
1) Biaya Produksi
a. Pembuatan kolam tanah 2 x 3 x 1, 4 HOK @ Rp.7.000, - Rp. 28.000,-
b. Bibit 3.000 ekor x @ Rp. 750,- Rp. 225.000,-
c. Makanan tambahan (daging kelinci 3 ekor) @ Rp.15.000,- Rp. 45.000,- +
d. Lain-lain Rp. 30.000,-
Jumlah Biaya Produksi Rp. 328.000,-
2) Pendapatan: 3.000 ekor = 300 kg x @ Rp. 2.500,- Rp. 750.000,-
3) Keuntungan Rp. 422.000,-
4) Parameter Kelayakan Usaha 2,28
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Budidaya ikan belut, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan belut semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen.
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas (situs : http://www.ristek.go.id)
TIP BUDIDAYA BELUT DARI INDOBELUT JAYA
HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SEBELUM TERNAK BELUT
1.PAKAN AWAL
2.PAKAN LANJUTAN
3.KOLAM
4.MEDIA
5.AIR
6.TANAMAN AIR
PAKAN AWAL
Satu Minggu sebelum Belut masuk usahakan pakan awal (Cacing, Kodok Dewasa, Ikan-ikan kecil) harus dimasukan terlebih dahulu kedalam kolam untuk persiapan pakan, semakin lama Cacing, Kodok dan Ikan Kecil didalam kolam, Maka semakin baik, Karena Cacing akan berkembang, Kodok akan bertelur dan Ikan-ikan kecil akan bertambah banyak sehingga cukup sebagai pakan awal.
PAKAN LANJUTAN
Pakan ini diberikan setelah belut masuk kekolam dengan perhitungan sebagai berikut :
1. Bulan Ke-I, 5% dari berat bibit yang dimasukan , misalnya kita memasukan bibit 1 Kuintal
maka kita memasukan 5 kg Cacing/perhari (Pakan lain sebagai tambahan)
2. Bulan Ke-II, 10% dari berat bibit misalnya kita memasukan bibit 1 Kuintal
maka kita memasukan 10 kg Cacing/hari. (Pakan lain sebagai tambahan)
3. Bulan Ke III, 15% dari berat bibit belut misalnya kita memasukan bibit 1 Kuintal
maka kita memasukan 15 kg Cacing/hari. (Pakan lain sebagai tambahan)
4. Bulan Ke IV, Cacing secukupnya sebagai gantinya belatung dengan perbandingan:
Minggu Ke-I = 5 Liter
Minggu Ke-II = 10 Liter
Minggu Ke-III = 15 Liter
Minggu Ke-IV = 20 Liter .
KOLAM
Ada 4 Type Kolam untuk budidaya belut :
1.Kolam Sawah
2.Kolam Permanen / Tembok
3.Kolam Jaring
4.Kolam Terpal
Kolam Sawah
Type ini lebih sederhana dan tidak memerlukan pembuatan media yang macam-macam, cukup material yang ada disawah.
Caranya :
* Sawah digali 30-40 cm
* Pasang Jaring
* Masukan Tanah galian tadi
* Pinggir Jaring Dilipat Keatas, dan ditahan oleh bambu.
* Air usahakan mengalir terus
* Tanami dengan padi diatasnya.
Kolam Permanen
Kolam ini memerlukan biaya cukup besar, karena kita harus menyiapkan batu bata, semen dan pasir.
Tapi type kolam ini bersifat tahan lama. Kita dapat memakai kolam bekas kolam ikan atau kolam bekas kolam ternak lele.
Caranya :
* Masukan Media
* Isi Air
* Tanami Tanaman Air
Kolam Jaring
Type ini lebih memudahkan saat panen tapi syaratnya, air harus mengalir 24 jam. Sebab jika air tidak mengalir maka
lambat laun air akan surut.
Caranya :
* Gali Tanah 50 – 70 cm
* Masukan Jaring
* Jaring dilipat keatas dan dijepit oleh bambu
* Masukan Media
* Tanami dengan tanaman air
* masukan air (Usahakan air itu mengalir terus)
Kolam Terpal
Type kolam ini lebih mudah dan murah, dan mirip type kolam jaring.Cuma usahakan membuat kolam jangan seperti
bak mandi (Keatas)Tapi digali kebawah, hal ini untuk menjaga kelembaban suhu. Setidaknya 80 % terpal masuk tanah
Caranya :
* Gali Tanah 50 – 70 cm
* Masukan Terpal
* Lipat keatas
* Masukan media
* Isi dengan tanaman air
* Air masukan
MEDIA
Ada 4 macam media yang bisa dipilih :
1. Tanah 100% , Type Kolam Sawah
2. Tanah 80% ditambah 10% gedebong pisang busuk dan ditambah 10 % Jerami.
Type Kolam Permanen, Kolam Jaring dan Kolam Terpal.
3. Tanah 80% ditambah 20 % gedebong pisang busuk.
Type Kolam Permanen, Kolam Jaring dan Kolam Terpal.
4. Batang Pisang busuk 100%
Type Kolam Permanen, Kolam Jaring dan Kolam Terpal.
Dari pengalaman yang sudah dilakukan bahwa keberadaan jerami diperlukan untuk memberikan warna pada belut tersebut.
AIR Usahakan air mengalir, ada yang masuk dan ada yang keluar hal ini untuk mengeluarkan tinja dari kotoran belut,
sebab jika tidak dibuang maka akan mengendap dan menimbulkan penyakit pada belut yang berakibat pada kematian.
Usahakan mengalir setiap saat, jika tidak maka usahakan mengalir siang hari atau malam hari saja.
TANAMAN AIR 1. Eceng Gondog
2. Kangkung
3. Genjer
4. dan lain-lain.
Usahakan eceng gondog, sebagai tanaman air dalam budidaya belut ini disamping cepat berkembang eceng gondog ternyata
dapat menjaga keseimbangan PH air hal in bermanfaat untuk menetralisir racun dalam air.
TATA CARA MEMASUKAN BIBIT KEDALAM KOLAM
Dengan Type kolam permanen, Kolam Jaring dan Kolam Terpal yang menggunakan media gedebong pisang busuk 100%.
Di asumsikan sbb :
* Tanggal 1 Pebruari 2012
Gedebong Pisang dimasukan ke kolam, lalu masukan air sampai penuh kemudian diamkan selama 3 hari.
* Tanggal 3 Pebruari 2012
Kuras airnya supaya getahnya hilang dan jika gedebong pisang susut maka ditambah lagi, lalu isi air lagi kemudian
diamkan kembali selama 3 hari.
* Tanggal 6 Pebruari 2012
Kuras airnya lagi supaya getahnya tambah hilang dan jika gedebong pisang susut lagi maka ditambah lagi, lalu
isi air lagi, dan kemudian diamkan kembali selama 3 hari.
* Tanggal 9 Pebruari 2012
Kuras airnya lagi supaya getahnya benar-benar hilang, selanjutnya isi kolam dengan air bersih, kemudian masukan
eceng gondok tahap akhir baru masukan bibit belut. Sejak bibit masuk usahakan sirkulasi air lancar
Sumber: http://belutkadut.wordpress.com/
Untuk Pelatihan INDO BELUT JAYA
Kontak Person: Cahya Mulyadi Hp. 0859 2162 5123, 0813 9569 4282.
Alamat Kolam Budidaya : BALAI BENIH IKAN AIR TAWAR KOTA CIREBON, Jl. Kalitanjung Harjamukti Cirebon
Alamat Domisili : Jl. Kandang Perahu Gg. Mesjid Almunawaroh Sicalung RT.03/02 Karyamulya Cirebon
1 komentar:
Pak cahyaaa.. Mana pesenan belut saya? Tolong jangan jadi penipu
Posting Komentar